PSIKODAY.ID, Kab. Malang – Seperti banyak kita tahu belakangan ini, masyarakat kita terutama anak-anak dan remaja sudah banyak yang beralih ke kebiasaan-kebiasaan pola hidup modern.

Bahkan kita sudah jarang sekali melihat anak-anak berkumpul bermain bersama teman-temannya di lingkungan tempat tinggalnya. Hal ini juga dikarenakan kebanyakan anak sekarang banyak yang terpengaruh oleh gadget.
Dimana anak-anak era sekarang kreativitas dan produktivitas lebih banyak terkait teknologi.
Namun lain halnya dengan anak-anak di Desa Gubugklakah Kecamatan Poncokusumo. Mereka sangat antusias mengikuti dan mengembangkan kreativitas dalam bidang kesenian tari tradisional di rest area Poncokusumo (Kamis, 01/06/23).
Heri, selaku penggagas dan penasehat Kelompok Tari mengungkapkan bahwa kelompok tari ini mempunyai sanggar.
” Kelompok tari ini mempunyai sanggar yang di namakan Wahyu lestari Ning budoyo, yang didirikan sejak tahun 2016 dan sudah sering tampil di event-event tertentu,” jelasnya.
Sanggar tari ini terbuka untuk siapapun terutama anak-anak dan remaja yang ingin belajar menari. Dan yang paling utama di sanggar ini tidak di pungut biaya sepeserpun.
“Mereka berlatih setiap hari Minggu dari jam 1 siang sampai sore. Hebatnya lagi mereka belajar tari secara otodidak melihat di YouTube dan di pelajari bersama karena tidak ada guru tari khusus,” paparnya.
“Dari sini mereka bisa mengolah kreativitas dan menjaga kesenian budaya tradisional yang berbentuk tarian,” pungkasnya. (Chintya)